Thursday, December 13, 2007

Prolog



Oleh Budi Kurniawan

Bang Ber, begitu saya dan kawan-kawan di Majalah Berita Mingguan GAMMA (Almarhum pada tahun 2002) menyapa Bersihar Lubis. Selama bertahun-tahun saya menjadi salah satu anak buah Bang Ber di Majalah GAMMA.

Sebagai wartawan yang jam terbangnya lebih tinggi dari saya, Bang Ber adalah penulis yang baik. Gaya tulisannya yang penuh metafora, sering membuat berita yang saya laporkan dan kumpulkan dari lapangan menjadi lebih “bunyi.

Sebagai teman, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Bang Ber adalah sosok yang hangat. Dia tidak pelit berbagi ilmu. Saya akui saya banyak belajar dari dia. Persahabatan diantara awak GAMMA bagi saya sungguh berbeda jika dibandingkan di media lain di Jakarta tempat saya pernah bekerja (saya pernah menjadi wartawan Majalah GATRA, FORUM Keadilan, GAMMA, Banjarmasin Post, dan Voice of Human Right). Walau didera persoalan keuangan yang sesungguhnya bukan dataran kami para wartawan, awak GAMMA selalu riang dan penuh canda. Paling tidak hal itu bisa sedikit mengurangi kepahitan hidup di Jakarta yang terus mendera.

Sayangnya semua kehangatan itu harus berakhir. Majalah GAMMA terus didera persoalan keuangan. Anehnya walau dihajar persoalan keuangan, tiras majalah yang didirikan kawan-kawan eks Majalah GATRA ini terus menaik. Karena tak kuat “membayar” biaya psikologis, saya memilih mengundurkan diri dari Majalah GAMMA. Saya pindah ke satu media yang konon akan diterbitkan perusahaan yang menerbitkan Majalah GATRA. Sayangnya hal itu tak kesampaian. Karena situasi saya dipekerjakan di Majalah GATRA. Disini saya tak lama. Karena sesuatu yang tak bisa saya uraikan, saya termasuk orang yang tidak diperpanjang kontrak kerjanya. Saya pun pergi meniti nasib (kembali) bersama Bang Ber dan kawan-kawan di Majalah MEDIUM.

Saya dan kawan-kawan eks GAMMA –juga Bang Ber—pun berjuang menghadapi hidup. Saya tak lama di MEDIUM. Saya kembali pergi meniti nasib. Lama tak saling berkabar, hingga saya membaca berita di KOMPAS tentang Bang Ber yang diadili di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat. Saya kaget dengan berita itu. Rupanya ketika saya “nyari makan” di Kalimantan, berita tentang Bang Ber ramai di Jakarta.

Kini pengadilan (?) terhadap Bang Ber terus berlangsung. Dalam sebuah pesan pendek saya sampaikan pada Bang Ber untuk terus berjuang dan melawan. Keep the fight for the truth, saya bilang. Nah, di bawah ini adalah satu tulisan Bang Ber yang beredar luas di internet. Semoga memberi inspirasi.

Banjarmasin, 14 Desember 2007

No comments: