Thursday, September 27, 2007

KEBEBASAN BERPENDAPAT TAK BISA DIBUNGKAM

* Aktivis Gelar Happening Art Lawan Pembungkaman

BANJARMASIN – Pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi dalam bentuk menulis, berpendapat, dan berbicara, tak bisa semena-mena dilakukan. Semua orang dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang kian terbuka, sesungguhnya berhak mendapatkan hak berekspresi tanpa ancaman dan tekanan. Karena tindakan pembungkaman adalah pengingkaran terhadap hak-hak dasar manusia, maka ia wajib dilawan.

Hal ini menjadi pesan yang disampaikan para aktivis dalam aksi happening art, Rabu (26/9). Aksi yang dilakukan kalangan akademisi dan aktivis kampus ini dilakukan di lima titik di Banjarmasin. Lima titik ini tersebar di perempatan Jalan Pangeran Samudera, Jalan S Parman, Jalan Soetoyo S, Terminal Km 6 Jalan A Yani, dan depan kampus Universitas Lambung Mangkurat Jalan Brigjen H Hasan Basry.

Di setiap titik itu terdapat empat aktivis yang mengenakan kaos bergambarkan sosok Muhammad Faisal –aktivis yang kini dijebloskan ke LP Teluk Dalam pada 13 September 2007 karena mengkritik kebijakan dan prilaku mantan Gubernur Kalsel Sjachriel Darham dalam sebuah tulisannya berjudul “Duh Gus Dur Kecil” yang dimuat di rubrik Surat Pembaca sebuah koran lokal di Banjarmasin --membagikan selebaran anti pembungkaman dari dalam kurungan yang menyimbolkan telah dipasung dan dibungkamnya hak berpendapat. Selebaran itu ditulis dalam dua versi bahasa, Banjar dan Indonesia. “Penggunaan bahasa Banjar dimaksudkan untuk menghargai bahasa lokal, dan memudahkah masyarakat memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam aksi happening art ini,” kata Koordinator Pelaksana Aksi Taufik Arbain.

Dalam selebaran yang disebarkan itu, para aktivis Solidaritas Kebebasan Berekspresi menyatakan kasus yang menimpa Faisal dan menyebabkan ia dijebloskan ke penjara menunjukkan kebebasan berpendapat telah mati di Kalsel.

“Aksi ini merupakan bentuk gerakan moral mengingatkan segenap unsur masyarakat dari mana pun asalnya, bahwa kasus Faisal sesungguhnya mengancam kita semua. Kasus Faisal bisa menyebabkan matinya keberanian masyarakat untuk mengingatkan pemegang kekuasaan baik berbentuk tulisan, berpendapat, dan berbicara, dalam menjalankan tugasnya menyejahterakan rakyat yang mereka pimpin. Jika perlawanan tidak dilakukan, maka kekuasaan yang dijalankan bisa berlangsung semena-mena dan melupakan rakyat banyak,” kata Budi Kurniawan, wartawan dan penulis buku dari Journalist and Writer Forum of Borneo.

“Hukuman yang kini dijalani sang aktivis turut mengancam kita semua. Kasus ini menyebabkan ekspresi berupa tulisan, obrolan, pembicaraan, dan hal positif untuk mengingatkan para penguasa, yang kita sampaikan bisa berbuah penjara. Jika ini dibiarkan, maka penguasa dan kekuasaan yang mereka jalankan dan merupakan amanah dari kita semua, bisa dengan sangat mudah diselewengkan. Tanpa kritik dan langkah mengingatkan yang kita lakukan bersama, maka korupsi untuk memperkaya diri sendiri dan penyalahgunaan wewenang seenaknya akan membuat Kalsel bangkrut,” tulis para aktivis itu dalam selebaran yang mereka bagikan dalam dua tahap, pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 WITA.

Kita, tulis para aktivis Solidaritas Kebebasan Berekspresi, rakyat pemilik sah Banua ini, pasti akan terus menderita. Sementara penguasa bisa melakukan apa saja, termasuk menjebloskan kita yang kritis menjalankan amar ma’ruf nahi munkar ke penjara. Karena itu, kasus yang menimpa Muhammad Faisal, tak sekadar soal dirinya pribadi. Tapi juga soal kita semua. Ketika kebebasan berbicara, menulis, dan berpendapat, dibungkam, maka wajib bagi kita semua untuk melawan. Yang hak dan benar harus berdiri tegak. Yang bathil dan salah harus runtuh.

Jika hal ini kita biarkan, maka sangat mungkin Faisal-Faisal yang lain akan jadi korban. Apa yang terjadi di Kalsel saat ini pun bisa menjadi mimpi buruk bagi Indonesia. Penguasa akan menggunakan kasus Kalsel sebagai rujukan untuk memenjarakan para pejuang yang menegakkan kebenaran dan keadilan. Para aktivis mengajak segenap masyarakat Kalsel, untuk melawan pembungkaman dan menyelematkan Indonesia.

Bingka Barandam

Sementara itu dalam selebaran berbahasa Banjar, para aktivis mengingatkan bahwa pembungkaman akan mematikan kebiasaan masyarakat Banjar yang terbuka dalam menyampaikan pendapatnya –dalam bentuk bapanderan di getek.

“Tapi nang kalaliwaran lagi sabujurnya kasus nang manimpa Faisal ini maancam kita sabarataan. Imbah pang, mun kita kena manulis, bakesahan –ujar urang wayah ini tu bacurhat-curhatan--, bapandapat, atawa bakesahan di getek, lalu Abah-Abah pejabat nang di atas sana tasinggung dan marasa ngaran sidin jadi kada baik, bubuhannya langsung mangadu ke polisi, dan kita sabarataan bisa dipenjara. Lamun sudah kaitu, makin gampang dan sakahandaknya ai bubuhannya batingkah. Ulih kadada lagi nang wani mangingat akan, bubuhannya bisa asyik haja lawan diri dan bubuhannya sabarataan. Kada manutup kamungkinan korupsi dan sebagainya bisa marajalela. Mun sudah kaitu, hantu gin mati,” tulis para aktivis dalam selebaran yang mereka bagikan.

“Lamun kaitu nang balangsung, ampihan ai sudah. Matian ai kita sabarataan. Tapi jangan manyarah. Mun nang bujur tatap ai harus disampai akan, biarpun pahit adanya. Kita sabarataan harus tatap wani bapander nang bujur. Jar urang sampai akan nang bujur walau pun hanya sabuting ayat. Mun kada kaitu, kita wan anak cucu kita kaena, kada kawa lagi bapanderan. Amang Garbus wan Palui gin kena kada kawa lagi bapanderan di getek kaya bahari.”

Para aktivis mengakhiri seruan mereka dalam selebaran dengan sebuah pantun berbunyi:

“Bingka barandam, bingka kantang
Hintalu karuang wan sarimuka
Nang bakuasa jangan pina mantang-mantang
Gampang manangkap urang wan mamanjara”

1 comment:

Unknown said...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)